Mengenal Konsep Sekolah Alam

Mengenal Konsep Sekolah Alam Dari Lendo Novo

Pagi itu di ruangan seminar The Cipaku Garden Hotel, saya mengikuti acara bertajuk Seminar dan Parenting. Temanya Konsep Sekolah Alam Berbasis Talent Mapping. Para pembicara yang terbilang mentereng, sebut saja Rama Royani, Lendo Novo, dan Eko Kurnianto. Mereka adalah pegiat pendidikan yang saya kenal. 

Lendo Novo adalah seorang konseptor Sekolah Alam. Ia merintis Sekolah Alam di Indonesia dengan pendekatan alternatif yang menarik. Hal yang menarik buat saya adalah ketika ia mengemukakan bahwa visi pendidikan sama dengan visi penciptaan manusia dan misi pendidikan sama dengan misi penciptaan manusia.

Ia menyampaikan contoh-contoh pendidikan dari Finlandia. Ah sudahlah, Finlandia dibahas di sana sini. Setiap ada seminar pendidikan selalu condong ke Finlandia. Pemerintah Indonesia juga selalu mengutip Finlandia dalam seminar, pelatihan, dan kegiatan pendidikan lainnya. Finlandia lagi Finlandia lagi! Pertanyaannya adalah praktik di lapangan sudah dilakukan belum? Pembuat kebijakan berani meniadakan Ujian Nasional tidak? Sekolah berani meniadakan PR tidak? Jika jawabannya masih iya, ya sudah jauh panggang dari api.

Siswa Sekolah Alam Bandung di Baduy (iden)

Saya suka pemaparan tentang Maestro, sebuah konsep perkuliahan yang berdasarkan minat dan bakat anak. Anak diberikan kebebasan untuk menentukan bidang yang ingin dikembangkan. Dalam tayangan yang disampaikan, ada yang membuat bluethoot speaker, modifikasi motor, produser musik, dan masih banyak lagi.

Dalam kontek ini saya suka dengan konsep membangun merdeka belajar. Anak bebas memilih cara terbaik untuk belajarnya tanpa diintervensi oleh gurunya. Nah, untuk membangun budaya belajar merdeka ini ada hal yang mendasar harus dibangun oleh sekolahnya yaitu membangun guru merdeka belajar.

Guru diberikan kebebasan untuk berkarya dan yayasan memberikan keluasan dalam bentuk kepercayaan. Yayasan atau siapapun baik itu kepala sekolah atau ketua yayasan, patut memberikan kepercayaan yang besar kepada guru-gurunya. Ruang yang besar untuk guru dalam mengembangkan cara belajarnya secara langsung akan membikin suasana pembelajaran di kelas yang kondusif.

Sekolah Alam seperti yang dipaparkan Lendo Novo harus mampu mengembangkan cara-cara belajar yang sesuai dengan karakter anak. Bukan memaksakan konsep-konsep tapi tidak masuk dalam dunia anak. "Berikan saja waktu yang banyak, dunia anak itu dunianya bermain, ya sudah berikan waktu bermain maka anak akan belajar banyak" Kata Lendo Novo.

Di akhir, Lendo Novo menyampaikan sebuah hal yang tidak kalah penting. "Bahasa ibu! Ini harus dimiliki oleh para guru dimanapun" Kata Lendo yang kemudian menceritakan kisah Ibu Guru Thompson. Guru yang awalnya selalu memberikan nilai tidak baik pada seorang anak kemudian berubah drastis ketika mengetahui latar belakang. Anak yang ternyata tidak memiliki ibu, patah hati, dan butuh perhatian. Seketika itu ia mengubah pendekatan kepada anak tersebut. Seiring waktu, tumbuh kepercayaan diri, semangat belajar, dan motivasinya. Iapun bisa melewati fase-fase pendidikan sampai menikah.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Konsep Sekolah Alam"

Posting Komentar