Mendaki Gunung Sekarang Sudah Jadi Mainstream

“You’re off to great places, today is your day. Your mountain is waiting, so get on your way.” Dr. Seuss

Dulu, mencari kegiatan anti arus utama atau anti-mainstream itu selalu menyenangkan. Dengan berbagi alasan seperti kreativitas, keisengan, kesenangan melawan, dan lain-lain. Salah satu kegiatan melawan arus adalah mendaki gunung.
Selain ekslusif dalam arti yang spesial hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. Selain alat yang harus memadai juga keterampilan di alam bebas harus benar-benar dikuasai. Organisasi Pecinta Alam menjadi pilihan untuk orang-orang yang suka melawan arus utama ini. 
Perhimpunan Pecinta Alam Sedang Bergiat di Sebuah Bumi Perkemahan di Bandung Utara
Mahasiswa yang menjadi pecinta alam pun kemudian lekat dengan penilaian sebagai mahasiswa anti mainstream, mahasiswa anti kemapanan. Rambut gondrong, pakaian kucel, celana jeans bolong-bolong. Gelang dan kalung dari tali prusik, gantungan kunci nempel dari berbagai tempat yang pernah dikunjungi. Bawa daypack selalu atau tas pinggang yang selalu menempel di badannya.
Jangan lupa bandana, kalau sekarang musimnya memakai Buff (aslinya ini nama merek) yang diikatkan di tangan atau di lehernya.
Ya demikianlah para mahasiswa pecinta alam di kampus-kampus yang dulu dianggap sangar dan ekslusif. Sekarang, banyak yang terlihat bergaya pecinta alam tanpa harus ikutan pendidikan dasar. Ini pembeda saja. Kalau mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pecinta alam, mereka melewati tahapan pendidikan dasar. Kalau sekadar gaya, ya beli saja baju bergambar orang sedang memanjat tebing, siluet naik gunung, gak akan bisa dibedakan dengan para mahasiswa anggota perhimpunan pecinta alam.

Bukan anti-mainstream lagi!
Iya, naik gunung kini sudah jadi trend saja. Siapapun bisa mendaki gunung. Beneran! Tinggal beli baju, perlengkapan mendaki gunung, pelajari trek, kita sudah bisa mendaki gunung dengan aman.
Kisah bagaimana sekarang mendaki gunung sudah sangat populer adalah membludaknya pendaki pada masa liburan di beberapa gunung di Indonesia. Salah satunya di Gunung Prau. Saya dapatkan dokumentasi ini dari sebuah media sosial @kamiparapendaki pada liburan akhir pekan selepas pemilu. Antara tanggal 17 April 2019 - 21 April 2019. Saking padatnya, saya lihat betapa tidak asyiknya mendaki gunung dalam keadaan riuh rendah banyak orang. Macet di jalan raya sudah biasa, macet di ketinggian gunung itu baru luar biasa.

 Gunung Prahu (terkadang dieja Gunung Prau) (2.565 mdpl) terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prahu terletak pada koordinat 7°11′13″S 109°55′22″E / 7.18694°S 109.92278°E. Gunung Prahu merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo.
Nah, mau naik gunung dengan aman lepas dari kemacetan, sebaiknya cari jadwal yang pas saat gunung sedang sepi tapi lagi dibuka oleh dinas yang berwenang. Izinnya mendaki gunungnya harus legal!




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mendaki Gunung Sekarang Sudah Jadi Mainstream"

Posting Komentar