Menulis Menuju Keabadian dan Kemuliaan Hidup

Ada satu kutipan menarik dari buku yang berjudul Lentera Kehidupan, Panduan Memahami Tuhan, Alam, dan Manusia yang ditulis oleh Mulyadhi Kartanegara.

Di buku tersebut Mulyadi Kartanegara, menulis adalah salah satu cara untuk meniru keabadian sifat "hidup" Tuhan, karena dengan menulis, kita, sebagai manusia, beserta segala pemikiran, gagasan, perasaan, dan renungan-renungan, akan tetap hidup sekalipun kita sudah meninggalkan dunia ini.

Menulis adalah pekerjaan mulia yang dilakukan oleh para ulama di masa lampau. Kitab yang kita baca hari ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh kitab di masa lalu. Banyak sumber kebaikan hari ini yang terinspirasi oleh kisah di masa lalu yang dituliskan. Jika tidak dituliskan, kisah tersebut hadir lewat cerita-cerita yang turun temurun. 

Menulis adalah buah dari manusia untuk dicerap manusia lainnya. Inspirasi hadir dari mana saja untuk kehidupan yang lebih baik. Penulis yang mampu menghadirkan buah pikirannya akan hidup dalam sanubari pembaca. Tulisan yang dibaca akan menjadi modal bawah sadar pembaca yang akan mereka butuhkan saat menghadapi situasi tertentu. Terutama kala pembaca membutuhkan referensi atas keputusan yang akan diambilnya saat itu.

Iya, menulis dan membaca adalah dua hal yang saling mengisi satu sama lain. Tidak ada menulis tanpa membaca. Mustahil seorang penulis bisa menulis tanpa perbendaharaan pengetahuan dalam dirinya. Untuk itu, semangat membaca dan menulis untuk membentuk peradaban yang lebih baik sangat perlu disebarkan. 

Mari menulis dan membaca agar keabadian bisa kita raih dan kemuliaan hidup bisa kita ciptakan! 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menulis Menuju Keabadian dan Kemuliaan Hidup"

Posting Komentar