Amati Alam dan Syukuri Kehadirannya

“Beauty surrounds us, but usually, we need to be walking in a garden to know it.” (Jalaludin Rumi)

“Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangimu”. (HR at-Thabrani)

Siapa yang hari ini masih bisa merasakan air hujan turun. Siapa yang hari ini sudah mencium aroma bunga yang mekar. Siapa yang hari ini melihat matahari penuh rasa takjub. Siapa yang hari ini melihat bulan di langit yang cerah.

Banyak pertanyaan muncul yang membuat aku kembali merenungkan hal-hal kecil dalam hidup ini. Hal-hal yang sering kita lewatkan padahal sebenarnya mempunyai makna yang besar untuk kehidupan manusia.

Pelajaran seorang pejalan adalah mengamati apapun yang ada di perjalanannya. Pejalan tak akan mengambil pelajaran jika melewatkan hal-hal menarik selama melewati tempat tak biasa.

Kita adalah pejalan. Kita semua berjalan di muka bumi. Pertanyaan di atas kembali mengingatkan aku pada setiap kesempatan yang sudah diberikan setiap hari agar selalu bersyukur dan tidak melewatkan kesempatan kecil untuk berinteraksi dengan alam. Mencintai alam adalah mencintai diri kita. Mencintai diri kita juga mencintai sesama.

amati alam dan syukuri kehadirannya (photo www.iden.web.id)

Jangan kau lewatkan kesempatan dirimu untuk memproduksi segala keindahan yang muncul dari dalam diri. Semua anugerah yang Tuhan berikan kepada kita patut kita syukuri dan jadikan alat untuk berkontribusi pada kehidupan ini.

Hidung ini, mungkin kita lupa mencium berbagai aroma wangi alami yang dipancarkan oleh bunga, oleh tanah kering yang baru kena air hujan. Mencium berbagai aroma dedaunan yang unik. Daun kayu putih, daun sirih, daun kecombrang, dan lainnya.

Telinga, coba cabut dulu earphone handphone dan dengarkan gemericik air yang mengalir di sela-sela bebatuan. Suara batang dan ranting yang bergerak karena angin sepoi-sepoi. Dengarkan juga burung-burung berkicau di dahan saat mereka bercengkerama. Bunyi nyanyian tongeret yang berbeda saat pagi, siang, dan sore. Perubahan suara dari keadaan mendung ke cerah.

Mata kita, sejenak mari simpan semua peralatan canggih di tangan untuk kembali melebarkan pandangan ke sekitar. Jangan sampai lupa bahwa ada langit yang indah saat peralihan siang menuju malam demikian juga saat malam hendak berganti siang. Fajar dan senja adalah sebuah keindahan yang diberikan alam untuk semua mahluk di dunia ini. Jangan sampai kita lupa ada gradasi warna langit di masa yang sangat sebentar tersebut.

Malam hari bulan datang dan pergi. Bulan adalah satelit bumi yang setiap menghampiri dalam waktu 29–30 hari. Purnama muncul setiap tanggal 14–15 dalam perhitungan bulan. Perhatikan bagaimana setiap malam selalu ada perubahan yang terjadi di langit malam.

Mata kita juga mungkin jarang kita gunakan untuk melihat detail alam ini. Seekor tupai yang berlari di pohon. Kupu-kupu dan lebah yang hinggap di atas kelopak bunga. Serangga yang terbang saat merasa terganggu karena rumput diinjak oleh kaki kita. Atau belalang sembah yang tampak ramah jika disapa.

Tangan dan kaki kita pernah telanjang menyentuh tanah, rumput, kerikil, dan merasakan setiap injakan tersebut sampai ke dalam hati. Aku butuh selalu merasakan setiap yang ada di hadapanku dengan langsung bukan dari layar gawai atau televisi. Tangan ini lupa kapan memegang pohon dan merasakan tekstur kulitnya.

Bersyukurlah untuk mereka yang perhatiannya tidak teralihkan teknologi. Kesempatan untuk mencintai lebih dekat akan terbuka lebar. Kesempatan menyayangi mahluk yang ada di bumi ini masih bisa kita lakukan. Menyerap energi baik dari alam untuk kesehatan jiwa kita. Siapa lagi yang peduli dan cinta pada alam ini jika bukan diri kita. Sayangi yang ada di bumi maka engkau akan di sayangi yang ada di langit.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Amati Alam dan Syukuri Kehadirannya"

Posting Komentar