Memelihara Semangat dan Antusiasme Belajar

We do not learn from experience. We learn from reflecting on experience (John Dewey - Educator and Philoshoper) 

Senin pagi saya datang seperti biasa ke sekolah. Sudah ada seorang anak yang datang lebih dulu. Duduk di samping dekat dinding, sesekali tertawa sendiri. Mata fokus pada gawai ditangannya. Suara dialog orang dalam tayangan di gawainya menandakan ia sangat menikmati tayangan tersebut. Ia acuh saja sementara saya duduk di sampingnya.

Buka kelas seperti biasa dilakukan rutin sebelum memulai kegiatan. Satu persatu mulai menyampaikan rencana harian dan mingguannya. Rupa-rupa kegiatan disampaikan dalam forum untuk mengisi kesehariannya di sekolah. Tidak ada paksaan, tidak ada instruksi. Murni hadir dari dalam diri mereka sendiri. Menentukan segala sesuatu harus datang dari keinginan untuk berbuat yang terbaik hari itu.

Setiap kali memulai, setiap anak akan memperkenalkan kembali namanya lalu dijawab secara bersamaan oleh yang lain dengan menyebut namanya.

Kesadaran Diri

Sedari awal bergiat saya selalu mengatakan tentang masalah kesadaran diri. Sebut saja salah satu masalah terbesar pendidikan di Indonesia adalah kesadaran diri disamping masalah-masalah lainnya seperti kurikulum, pendidik, dan lain-lain. 

Pendidikan tidak mampu menyentuh hal mendasar yang semestinya menjadi modal dasar buat siapapun yaitu kesadaran diri. Diri yang sadar akan segala sesuatu. Sadar akan kekuatannya, sadar akan potensinya, sadar akan siapa dirinya, sadar akan teman-temannya. 

Banyak ragam kegiatan tujuannya untuk membangun kesadaran tapi tidak sedikit pula yang hasilnya hanya menjadi sebuah kesadaran palsu. Misalnya ia akan melakukan segala sesuatu jika ada imbalan, jika ada nilai, jika diperhatikan. Di luar itu, ia kembali tidak mau melakukan kegiatannya secara mandiri.

Ciheras Mengajar (iden.web.id)
Kesadaran diri yang hakiki adalah menyadari diri sebagai mahluk Tuhan yang punya tugas di dunia ini dan ia berhasil menemukan tugasnya. Untuk sampai di tahap ini, ia harus melewati banyak kesadaran terlebih dahulu. Seperti sadar akan dirinya. Sadar segala sesuatu ia kerjakan dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga.

Nah, pemanggilan nama yang sederhana di dalam rutin pagi di kelas tersebut minimalnya menyadarkan akan dirinya hadir pada saat itu. Ini yang saya tangkap sebagai inspirasi kala magang di Ciheras. Ricky Elson akan memanggil namamu jika sedang koordinasi pagi maupun evaluasi di malam hari. 

Antusiasme

Salah satu bahasan pagi yang saya bawa waktu itu adalah antusiasme. Saya membaca buku John C Maxwell tentang antusiasme ini. Sebagai motivator, saya pikir tidak salahnya membaca buku motivasi untuk mereka. 

Antusiasme dari bahasa latin asal katanya anthos yang berarti adanya Tuhan dalam diri saya. Keberadaan Tuhan dalam diri kita membuat semangat melakukan sesuatu menjadi besar. Semangat berkarya makin tumbuh dan semangat belajar terus menyala karena disertai dengan kebaikan yang didapatkan setelahnya. 

Antusiasme ini semacam bahan bakar yang menggerakan segala sesuatu yang ada dalam diri. Segala halangan, rintangan, dan hambatan apapun bisa dilewati jika hadir antusiasme. Kita menjadi lebih bersemangat melakukan apapun demi nilai-nilai dan makna yang akan didapatkan. Kita bisa bercerita dengan sungguh-sungguh karena antusias dalam hal apapun. 

Usaha Menjaga Semangat

Sekolah adalah sebuah miniatur kehidupan yang mendasari saya melakukan apapun dengan baik agar tetap berjalan dalam koridor yang tepat. Sebagaimana adanya kehidupan, naik turun itu biasa saja. Tidak ada yang salah dengan semangat yang turun dan semangat yang menggebu juga tetap tidak baik. Terpenting dari semua itu adalah menjaganya. 

Menjaga semangat berkarya, antusiasme belajar hal-hal baru tidak berada dipundak salah satu orang. Namun ia berada dalam diri semua pihak. Ketika semua menyadari dalam pundaknya ada tanggung jawab untuk menjaga semangat maka semua punya hak untuk saling meminta disemangati. Semua punya andil untuk terlibat aktif saling menyemangati agar apinya tidak lekas padam oleh apapun. Baik oleh angin dari luar ataupun oleh bahan bakar di dalamnya yang berkurang. Bahan itu salah satunya adalah antusiasme tersebut. 

Belajar aktif adalah keharusan. Melakukan segala sesuatu dengan kesadaran diri yang tinggi untuk terus tumbuh. Belajar aktif membuat pikiran, hati, dan tindakan bekerja. Dengan bekerja maka kita akan tumbuh makin hari semakin baik. Sementara jika pasif, tunggulah kehancurannya.


Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Memelihara Semangat dan Antusiasme Belajar"

  1. Pratice make perfect.

    Ninggalin link ya.
    https://rifalnurkholiq.blogspot.com/2018/10/three-girls-ive-amazed-before.html?m=1

    BalasHapus