Membangun Keseimbangan Belajar di Sekolah

"Only man is permitted to live without rhythm in order that he can become free. However, he must of his own accord bring rhythm again into the chaos". Rudolf Steiner

Keseimbangan dalam beraktivitas sangat penting. Mengenal ritme di sekolah yang berguna untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah adalah kehidupan. Sekolah adalah kehidupan itu sendiri, demikian John Dewey mengatakan tentang sekolah.

Pentingnya Membangun Ritme

Ketika pertama kali mendengar kata ritme, yang terbayang adalah musik, gelombang, alunan, ombak, pantai, dan alam. Ritme berhubungan banyak hal di alam ini. Ada ritme tubuh kita sendiri, ada ritme bumi, ada ritme alam semesta.

Menyangkut waktu, ada ritme harian, ritme mingguan, dan ritme bulanan, serta ritme tahunan. Alam semesta yang diciptakan Tuhan Yang Mahas Esa dengan sempurna memberikan gambaran ritme yang jelas setiap saat. Misalnya ada pergantian siang dan malam, ada pergantian musim setiap waktu, dan banyak lagi keteraturan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Mengajarkan ritme dalam keseharian berarti mengajarkan tentang keteraturan, kedisiplinan, dan lebih dalam dari itu mengajarkan rasa aman. Ketika kita mampu memprediksi segala kemungkinan di depan, maka rasa aman akan didapatkan oleh kita. Nah, perasaan aman ini yang membuat siswa bisa berkontribusi secara maksimal dalam kehidupannya kelak.

Ritme penting sekali dibangun sejak kecil. Lewat kegiatan-kegiatan di rumah yang memiliki ritme, anak akan belajar membuat struktur dalam bawah sadarnya. Yang paling mudah menerapkan bagaimana ritme bisa dilaksanakan adalah dengan mengingat kapan menarik dan kapan melepaskan. Persis seperti bernapas, adakalanya menarik udara ke dalam paru-paru, dan ada saatnya melepaskan ke luar. 

Mari kita lihat contoh dalam kehidupan di luar yang berhubungan dengan ritme. Seorang yang mampu menyesuaikan ritme dengan alam, maka dipastikan ia akan merasakan keselarasan dalam hidupnya. Walaupun katanya sekarang fakta mengatakan sudah terjadi perubahan yang banyak dalam ritme alam di dunia ini. Namun, secara keseluruhan  kita tetap bisa melihat bagaimana ritme ini berjalan dan bagaimana orang-orang berusaha menyelaraskan.

Siswa melakukan kegiatan pertanian (dok. iden.web.id)

Keberhasilan petani di ladang atau di sawah adalah saat berhasil menyeimbangkan antara ritme yang terjadi di alam dengan perencanaan yang sudah dilakukan.

Misalnya menanam tanaman yang membutuhkan banyak air di musim hujan. Sebaliknya menaman tanaman yang membutuhkan sedikit air di musim kemarau. Untuk hal ini, abaikan dulu teknologi pertanian seperti mengairi dengan teknologi, pestisida, dan lain-lain.

Apa makna pembelajaran tentang ritme ini yang bisa diambil buat pengalaman di sekolah. Ada beberapa point pembelajaran tentang ritme ini yang saya saya coba bagikan dan saya rangkum sebagai berikut:
·       Ritme harian yang dilakukan di sekolah adalah miniatur kehidupan sesungguhnya.
·     Ritme itu misalnya, pagi hari buka kelas, lalu sholat dhuha untuk yang beragama islam. Setelah itu kumpul koordinasi dengan semua peserta. Baik fasilitator maupun terlibat dalam perencanaan harian.
·     Membangun komunikasi antar peserta didik satu sama lain. Komunikasi yang baik menjadi pondasi dasar sebuah tim. Untuk itu semua peserta diharapkan mampu menyampaikan ide-ide menarik selama proses pembelajaran berlangsung.
·   Selepas berkoordinasi pagi hari, kegiatan selanjutnya adalah meninjau pertanian di ladang. Sebagaimana petani di desa-desa yang melakukan peninjauan ke ladangnya, di sekolah juga pagi-pagi meninjau lapangan itu baik untuk kesehatan jiwa dan raga.
·   Pagi hari udara masih segar, matahari masih hangat. Beraktivitas di pagi hari dengan matahari yang hangat dilakukan sampai pukul 10.00-10.30.
·    Setelah itu istirahat kembali ke kelas. Di ruang workshop, semua peserta berkumpul kembali untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan.
·    Kemudian beralih ke kerja kayu karena matahari sudah panas. Selanjutnya adalah kegiatan di dalam ruangan atau di bawah atap karena matahari sudah panas.
·    Kegiatan tersebut meliputi bahas materi pelajaran, mengaji, lembar kerja, dll.

Nah, demikian ritme harian yang sering dilakukan di sekolah. Jangan jadikan ini sebagai patokan. Buat sendiri ritme yang sesuai dengan kondisi sekolah dan lingkungan sekitar. Setiap tempat memiliki kekhasan budaya, lingkungan, dan ragam keunikan lainnya yang tidak bisa disamakan. Jika saya menuliskan hal di atas, tentu sudah saya lakukan kajian lewat observasi dan kajian lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membangun Keseimbangan Belajar di Sekolah"

Posting Komentar