Belajar Sejarah Setiap Hari

Dalam mengantarkan pembelajaran, konten dan konteks harus berjalan beriringan agar selalu sejalan dengan kehidupan ini. Jika problematika pendidikan karena selalu jauhnya antara teori dan praktik, maka fokus pada konten dan konteks itu seperti mendekatkan teori dengan praktiknya. 

Jika ada anggapan bahwa sejarah itu tidak menarik, cobalah lihat lebih dalam. Amati dengan seksama, baca setiap buku-buku pelaku sejarah. Catat yah, buku para pelaku sejarah bukan buku sejarah yang dicetak buat sekolah-sekolah. Apalagi buku sejarah untuk proyek tanpa mengurangi hormat saya pada penulis bukunya. Buku sejarah yang hanya berisi fakta-fakta saja sangat tidak menarik untuk dikaji. Tapi cobalah baca bukunya Muhammad Hatta seperti Memoir Muhammad Hatta, Demokrasi Kita, dan masih banyak lagi. Bukunya Tan Malaka, seperti Madilog, Dari Penjara Ke Penjara, Islam Dalam Madilog, dan masih banyak lagi. Buku-bukunya Pramoedya Ananta Toer. Bukunya Soekarno, bukunya Sutan Syahrir, dan lain-lain. 

Di dalam sejarah dunia, kita bisa membaca buku-buku dari tokoh sejarah baik lewat karya-karyanya. Mulai dari tokoh filsafat seperti Plato, Aristoteles, dan tokoh filsafat lainnya yang bisa memberikan pencerahan atas pemikiran manusia dalam memandang diri sendiri, orang lain, dan alam semesta. Lalu Einstein, Karl Marx, Mahatma Gandhi, dan masih banyak lagi pemikir-pemikir dunia yang mengubah sejarah lewat pemikirannya.


Memaknai Lewat Bacaan

Konten dan konteks yang begitu penting itu adalah dasar setiap bulan melakukan kajian tanggal-tanggal bersejarah  baik nasional maupun sejarah dunia. Pembukaan diskusi sejarah selalu diawali dengan pertanyaan "adakah peristiwa sejarah yang bisa kita kaji bulan ini? Minggu ini? Hari ini?" 

Nah, setelah itu barulah kemudian diskusi berjalan. Jika disampaikan tidak memperhatikan konten dan konteks, rasanya terasa hambar karena terasa sangat jauh. Berbeda dengan saat saya ajak diskusi tepat di waktu yang pas. Hal ini menjadi menarik karena situasi di luar biasanya akan sangat mendukung pembelajaran.

Para pendukung pembelajaran ini misalnya media cetak dan online. Media cetak dan online akan mengangkat isu yang berhubungan dengan topik hangat yang muncul atau topik hangat yang akan dimunculkan. Misalnya koran akan mengangkat kisah-kisah hari pahlawan dengan berbagai angel jika bertepat dengan hari pahlawan pada 10 November. Demikian juga misalnya di bulan sebelumnya, tanggal 28 Oktober media akan mengangkat masalah Sumpah Pemuda. Tema-tema kepemudaan akan menghiasi berita baik deadline, opini, atau berita-berita ringan lainnya seputar pemuda.

Keadaan ini saya manfaatkan sebagai cara untuk mendekatkan sejarah dalam kehidupan anak-anak didik saya. Sejarah menjadi dekat dengan mereka. Memaknainya, mengambil pelajarannya, mengkajinya bersama-sama, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya saya juga memakai topik terhangat ini dalam lembar kerja yang harus dikerjakan anak sebagai bagian dari mengekstrak diskusi agar mengendap dalam kesadaran mereka.

Yang menyedihkan dari keadaan sekarang adalah rendahnya daya baca anak-anak. Ketika ditanyakan sudah membaca buku sejarah Indonesia, rata-rata menjawab belum. Ajakan membaca buku sejarah bukan sekadar menghapal fakta-fakta tersebut akhirnya menjadi sebuah tantangan tersendiri. 

Konten dan konteks yang penting ini sebenarnya bukan hanya untuk materi sejarah saja. Semua hal yang berhubungan dengan kehidupan ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Sebagai fasilitator, kitalah yang harus jeli melihat peluang pembelajaran yang asyik, menarik, dan menyenangkan. 

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Belajar Sejarah Setiap Hari"

  1. Belajarlah sejarah untuk mengetahui siapa diri kita dan dari mana kita berasal.

    BalasHapus
  2. sekarang mata pelajaran itu tematik, jadi satu buku berisi semua mata pelajaran. jadi ya gitu, kurang komplit kayak jaman dulu....

    BalasHapus
  3. Belajar sejarah itu seru kayak memahami isi buku2. Cuma kadang jg membosankan. Jadi pinter2 gurunya memotivasi para siswanya sih... Apalagi buku pelajaran sejarah jaman now beda banget sama jaman saya sekolah dulu

    BalasHapus
  4. Bener gan, sejarah itu harus diajarkan lebih menarik lagi, dibutuhkan banyak inovasi dalam pembelajaran termasuk sejarah, kalau bisa semua pendidik apapun mapel yang diampu berlomba-lomba untuk membuat suatu inovasi dalam KBM. hehe

    BalasHapus