Mengunjungi Sekolah Waldorf di Yogyakarta

"Our highest endeavor must be to developt free human being, who are able of themselves to impart purpose and direction to their lives." (Rudolf Steiner) 

Beberapa tahun yang lalu kabar kehadiran sekolah waldorf di Jogja cukup membuat saya senang. Saat itu kami masih dalam semangat study group di sebuah sekolah di Kota Bandung.

Inisiatif sekolah waldorf mulai tumbuh seiring waktu dan Jogja memulainya dengan baik. Namanya Kulila, buat saya nama ini sangat cantik. Ditambah waldorf sebagai penegasan konsep yang diusungnya. Sebagaimana sekolah-sekolah waldorf muncul untuk pertamakalinya, kulila memulai dari tahap playgroup. 

Mengunjungi Sekolah Waldorf di Yogyakarta

Teman saya berkesempatan mengunjungi Kulila pada awal-awal pendirian. Edith Van De Meer yang menjadi tutor di Jagad Alit bahkan sudah beberapa kali mengunjungi Kulila. Teman saya sempat bertemu dengan penggagasnya yang ternyata dari Jerman dan tinggal di Jogja. Ia memiliki tekad untuk membikin komunitas belajar waldorf dengan meraih orang-orang lokal. Di antara orang lokal yang kemudian mengikuti Bandung Grade School Teacher Training adalah Okta. Di Kulila dipanggilnya Ms Okta. 

Okta inilah tujuan saya bertemu di Kulila. Sambil melihat aktivitas dan kegiatan anak-anak didiknya, saya sempatkan untuk bisa menyerap energi kebaikan semesta Sekolah Waldorf. Selain itu tujuan utamanya mengantarkan buku-buku yang ia pesan di Bandung.

Mengendarai motor yang disewa dari homestay, saya meluncur ke Kulila di daerah Kasongan. Suasana pedesaan langsung terasa. Udara segar sepanjang jalan membuat saya sangat senang. Sesampainya di Kulila, beberapa orangtua masih menunggu anak-anaknya menyapa saya dan menanyakan maksud kunjungan. 

Memasuki ruang bergiat di bagian belakang saya melihat banyak pohon-pohon jati yang sudah besar. Sebagian pohon-pohon masih kecil. Ada ayunan serta meja dan kursi untuk duduk santai. Okta masih bergiat, mencangkul tanah untuk menanam beberapa tanaman. "Ini kemarin tanamannya aku dapat, hari ini mau kutanam. Kamu santai aja ya Den!" Kata Okta. 

Kulila Waldorf

Saya mempersilakan Okta untuk terus bergiat sebagaimana mestinya. Saya duduk di kursi kemudian beralih ke ayunan. Sambil mengayunkan, sesekali memori saya melayang pada masa kanak-kanak yang senang bermain ayunan di bawah pohon mangga. Ayunan sederhana dari ban bekas yang diikat tali panjang kemudian bagian atasnya disangkutkan ke batang pohon. 

Rehat kegiatan, Okta menghampiri saya. Buku-buku pesanannya saya kasih kemudian mengajak masuk ke dalam ruangan. Ruangan 'kelas' khas sekolah waldorf langsung terasa. Dengan warna merah muda yang lembut tanpa hiasan atau gambar lain. Di sudut-sudut lainnya mainan kayu tertata rapi berjajar. Ada juga mainan boneka dari kain yang khas tanpa ekspresi beberapa malah tanpa mata. Buat orang yang baru mengenal pendidikan di sekolah waldorf, boneka tanpa ekspresi akan terasa asing karena beda dari biasanya. 

Beberapa gambar karya anak-anak saya lihat juga termasuk hasil wet on wet painting di salah satu sudutnya. Berkarya bukan sekadar berkarya. Lebih dalam dari itu berkarya di sekolah waldorf adalah proses menyeimbangkan antara thinking, feeling, dan willing. 

Selesai melihat-lihat ke berbagai ruangan yang ada, saya menuju dapur. Dapur menjadi salah satu bagian penting dalam pembelajaran. Khusus untuk anak-anak playgroup yang proses pendidikannya dimulai dari meneladani orang dewasa saat melakukan aktivitas yang bermakna. Dapur adalah tempat kegiatan bermakna yang bisa menjadi titik awal pendidikan.

Puas melihat-lihat seluruh ruangan, saya pamit pada guru-guru di Kulila. Okta menitipkan mainan untuk dibawa ke Bandung. Sayangnya karena besar, urung saya mengambilnya. Oh iya, kabar terbarunya Kulila mau pindah ke tempat baru. Sudah dibangun pendopo berbentuk rumah tradisional Jogja. Lain kali mungkin saya bisa melihat Kulila di tempat barunya. Sukses terus buat Kulila!  




Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Mengunjungi Sekolah Waldorf di Yogyakarta"

  1. Wah jadi penasaran liat kayak apa tenpatnya di jogja :D Btw, salam kenal ya, bro! Ditunggu post berikutnya.. Jangan lupa mampir balik juga hehe :)(

    -jevinlevin.com

    BalasHapus