Guru Inspiratif Bernama Ekapol Chanthawong

Dari sekian banyak cerita, berita, dan hal-hal yang berhubungan dengan kisah 12 Siswa dan Seorang Pelatih yang terjebak di kedalaman gua di Thailand ada hal menarik buat saya. Dia adalah sosok guru kehidupan yang menyertainya dalam kegiatan outing tersebut. 

Dalam catatan yang ditulis oleh Dahlan Iskan yang berjudul "Drama Remaja Terperangkap 9 hari Dalam Gua" disebutkan nama pelatih tersebut adalah Ekapol Chanthawong. Berikut ini sedikit kutipan tentang Ekapol Chanthawong yang disebut Dahlan Iskan di bagian awal:



"Pelatih 12 anak itu lagi absen. Hari itu tim diasuh asisten pelatih berumur 25 tahun: Ekapol. Nama panjangnya sulit dieja: Ekapol Chanthawong. Sebelum sesi latihan Ekapol mengajak anak asuhnya rekreasi sambil bertualang: masuk gua. Ini penting. Untuk pembentukan kekuatan mental  pemain sepakbola.

Salah seorang remaja itu, Pheeraphat, dipesani khusus oleh orangtuanya: habis latihan agar cepat pulang. Malam itu adalah malam ulangtahunnya yang penting: sweet seventeen. Umurnya 16 tahun. Tapi dihitung 17 untuk tahun Thailand. Yang punya kalender sendiri.

Orang tua Pheeraphat sudah masak-masak. Dan beli kue ultah. Juga sudah mengundang kerabat. Tapi sampai matahari tenggelam Pheeraphat belum pulang. Tamu mulai berdatangan. Kepanikan mulai muncul. Ditelepon tidak ada nada sambung.

Sesama orang tua saling terhubung. Sama-sama bingung. Sama-sama gagal kontak. Satu-satunya anggota tim yang bisa tersambung mengecewakan: hari itu ia tidak ikut latihan.

Pelatih utama tim sepakbola desa itu ikut panik. Tapi juga gagal mengontak asistennya. ''Sejak pagi saya sudah berpesan padanya agar hati-hati. Agar naik sepedanya di posisi paling belakang. Untuk bisa mengawasi anak asuh,'' ujar sang pelatih pada para orang tua.

Sampai tengah malam tidak ada kabar. Usia anak-anak itu antara 11 sampai 16 tahun. Kepanikan kian tinggi. Hujan deras tidak henti-hentinya. Pegunungan itu kian mencekam.

Bulan Juli-Agustus adalah musim moonson. Kita, di negara tropis, hanya mengenal musim kemarau dan musim hujan. Dunia belahan utara dan selatan hanya mengenal empat musim: dingin, semi, panas, gugur. "

Setelah membacanya, gejolak yang muncul dalam diri saya perlahan terjawab. Ekapol bisa saya pastikan menjadi salah satu guru kehidupan saya. Dahlan Iskan menuliskannya dengan baik. 



Guru Yang Sabar dan Tabah

Saya harus mengapresiasi pelatih yang buat saya adalah guru terbaik mereka saat menghadapi kesulitan. Ekapol Chanthawong adalah guru sejatinya guru. Ekapol mengajak anak-anak untuk meditasi dan puasa selama bertahan dalam gua. Meditasi ini terbukti mampu membuat anak-anak yang terjebak bersamanya menjadi lebih tenang dan sabar. 

Tak terbayangkan jika saya dalam keadaan seperti dia. Dalam pikiran saya mungkin sudah berkecamuk berbagai hal yang mengganggu. Kecamuk itu bisa saja tentang kesiapan saat harus menghadapi komplain orang tua, menjelaskan kepada pihak ini itu, kepada media, dan terutama menjelaskan bahwa kejadian di alam terbuka itu kadang tidak bisa diprediksi.

Menghadapi siswa yang masih keukeuh tidak mau menggunakan jaket kala dingin dan badai melanda di gunung saja kadang membuat saya kesal. Begitu juga ketika mendengar jawaban siswa "kamu sudah makan?" Lalu dijawab "sudah pak". Ketika malam menjelang dan badai dingin menyergap kemudian terserang hypothermia kemudian ia mengaku "tadi siang makan cuma mie saja, pak" 

Duh, betapa level saya masih jauh dari ketenangan dan kesabaran menghadapi siswa yang tidak jujur sampai tindakan keras harus diambil. Sikap hormat terhadap orang lain yang semakin berkurang di lingkungan sekolah terlihat jelas di depan mata tetapi dengan alasan kesetaraan seolah rasa hormat itu menjadi isapan jempol belaka.

Kala seorang anak yang tanpa sengaja dijatuhkan temannya karena bercanda tetapi orang tua menuduh guru dan memarahi mencak-mencak sampai bertindak kasar kepada guru terjadi di Indonesia, saya tak bisa membayangkan bagaimana jika Ekapol Chanthawong tinggal di Indonesia. Mampukah ia bertahan menerima komplain setiap hari? Mampukah ia menjelaskan bahwa sebenarnya guru ataupun pelatih di manapun berada memiliki visi yang sama tentang pendidikan yang tidak bisa dilihat hasilnya dalam waktu satu hari dua hari?  

Ekapol Chanthawong adalah sejatinya guru. Engkau adalah guru yang sabar dan tabah. Guru yang menginspirasi saya, yang mengajarkan dalam segala kejadian yang menimpa proses pendidikan, guru tetap harus kuat membersamai anak didiknya. Ekapol mengajarkan tentang banyak makna kehidupan yang dalam. Tentang cinta dan ketabahan serta kekuatan untuk tetap tabah menjaga anak didik dalam kebaikan yang terus dijaga bersama-sama. 

Terima kasih Ekapol Chanthawong, engkau sudah menunjukan tentang kebaikan sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan dengan baik! Engkau patriotik! Engkau terbaik!
Tulisan ini sengaja saya bikin juga sebagai penghormatan atas semua pihak yang sudah berhasil menyelamatkan 13 orang yang terjebak dalam gua di Thailand. Diiringi doa untuk seorang penyelamat yang meninggal dunia kala operasi penyelamatan berlangsung. Semoga Tuhan membalas kebaikan semua. Aamiin. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Guru Inspiratif Bernama Ekapol Chanthawong"

Posting Komentar