Melihat Pendidikan Finlandia Yang Sehat dan Manusiawi

"Our highest endeavor must be to develop free human beings who are able of themselves to impart purpose and direction to their lives. The need for imagination, a sense of truth, and a feeling of responsibility—these three forces are the very nerve of education. (Rudolf Steiner)

Saya menemukan catatan ini tersebar dimana-mana. Saya merasa tergugah untuk menyebarkan lebih  luas lagi seputar pendidikan di Finlandia. Finlandia menjadi kiblat utama pendidikan karena berhasil menerapkan metode yang baik dan manusiawi untuk anak didiknya.

Tak sedikit seminar dan atau forum pendidikan yang saya ikuti baik intern di sekolah maupun di luar sekolah. Lebih banyak justru saya dapatkan di luar sekolah seperti kelompok kajian pendidikan Waldorf di Kelompok Belajar Arunika Waldorf. Selain itu juga kadang saya dapatkan di acara Bincang Edukasi yang diadakan rutin oleh para pegiat pendidikan alternatif di Kota Bandung.



Siswa SMA Sekolah Alam Bandung sedang pelatihan bersama griin.id di Cisarua, Bandung Barat. (Foto www.iden.web.id)

Finlandia menjadi model yang baik untuk mempraktikkan pendidikan karena terbukti hasilnya sangat bagus buat negara Finlandia. Misalnya indeks kebahagiaan, indeks peringkat PISA yang unggul bahkan dibandingkan Amerika Serikat. Dari Asia muncul Singapura yang sangat baik dalam peringkat PISA.

Nah, untuk mengetahui seputar pendidikan di Finlandia, saya coba cantumkan catatan dari Diena Safitri setelah ia melakukan kunjungan ke Finlandia. Pada satu kesempatan, saya pernah mengikuti seminarnya di Sekolah Alam. Ia menyampaikan materi tentang pendidikan di AB Home. AB Home adalah Sekolah yang ia kembangkan. Banyak keunikan dari AB Home ini yang sangat menarik. Saya berharap ada model sekolah semacam AB Home di Bandung. SMA Sekolah Alam Bandung sebenarnya secara perlahan mulai belajar mengadaptasi proses belajar di AB Home yang inspirasinya dari Finlandia. Kalau saya coba memasukan konsep Pendidikan Waldorf terutama untuk jenjang SMA. Memang belum ideal tapi dengan langkah pasti, setiap tahapan kita lewati dengan usaha nyata setiap hari.

Pendidikan Finlandia dari Catatan Diena Safitri.
Inilah poin-poin pendidikan di Finlandia dari catatan Diena Safitri yang saya muat ulang  "Agustus 2018 yang lalu Alhamdulillah saya ada kesempatan jalan-jalan ke Finland.
Beberapa hal saya terapkan bertahap di ABhome  untuk level SMA dengan penyesuaian sana-sini, pararel dengam mengubah mindset baik ortu, anak, guru, bahkan diri saya sendiri.
Barangkali teman-teman ada yang ingin menerapkan di sekolah masing-masing , di antara hal-hal berikut, silahkan dipilih. Secara umum sekolah di Finland menerapkan :
1. Tidak ada sistem rangking, semua anak hebat di bidangnya masing-masing. Dalam banyak aktivitas, kelas dibentuk gabungan misal kelas 1&2, 3&4, 5&6, 7&8, 10&11
2. Terkait kematangan mental, start usia sekolah SD wajib berusia 7th, kurang dari itu tidak diperbolehkan.
3. Tidak ada ujian nasional. Hanya ada ujian untuk tes masuk universitas. Evaluasi mutu siswa ada di masing2 guru, karena hanya guru yang memahami kemampuan siswa, bukan negara.
4. Semua sekolah negeri memiliki mutu yang sama, tidak ada sekolah unggulan. Semua sekolah negeri gratis biaya sekolah, makan siang, transport dan kesehatan. Mendirikan sekolah swasta diperbolehkan, namun syaratnya ketat sekali.
5. Kualitas guru sekolah negeri sangat terjamin mutunya. Pemerintah Finland memberi penghargaan profesi guru setara dengan profesi dokter, engineer, lawyer. Semua guru harus Master (S2), Asisten Guru (S1) yang berasal dari 10 besar lulusan terbaik di universitas. Tidak ada sertifikasi dan evaluasi tahunan guru. Kualitas guru dilihat dari kualitas murid yang dihasilkan. Rasio Guru:Murid = 1:12
6. Pengaturan jam belajar di kelas pendek, mewajibkan siswa bermain outdoor terkena sinar matahari, meskipun hujan (diberikan alat pelindung hujan). Bermain outdoor hanya dibatalkan jika cuaca badai dengan titik suhu minus. Setiap 45 menit belajar harus break bermain selama 15 menit. Sementara itu break makan siang 45-50 menit.
7. Jam sekolah yang pendek lebih memberi ruang berpikir bebas dan kreatif. Untuk SD jam belajarnya 4-5 jam/hari. Sedangkan SMP dan SMA jam belajarnya seperti mahasiswa yaitu kedatangan ke sekolah menyesuaikan mata pelajaran yang dipilih
8. Ada lembaga pemerintah yg disediakan gratis di setiap “kecamatan” untuk menampung anak2 usia 13-18th beraktivitas selepas pulang sekolah jika di rumah tidak ada ortu (ortu bekerja).
9. Bagaimana dengan PR? ada tapi minim sekali itupun hanya untuk siswa yg membutuhkan penekanan khusus. Tidak ada PR klasikal.
Hayo, mana yang bisa diterapkan di sekolah Anda? meskipun sekolah kita banyak terikat sistem nasional, jangan menyerah karena masih ada celah untuk menjadi sekolah yang humanis lho!
Demikianlah ringkasan catatan seputar pendidikan di Finlandia yang berhasil saya dapatkan. Semoga kita bisa mengaplikasikan hal baik seputar metode pendidikan agar sekolah menjadi tempat pendidikan yang sehat dan manusiawi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Melihat Pendidikan Finlandia Yang Sehat dan Manusiawi"

Posting Komentar