Membeli Buku Beda Dengan Membaca Buku

"Biarkan semua buku-buku ini, yang dibeli oleh setiap tetes keringat kita sendiri,  menjadi hujjah dan pembelaan dihadapan Tuhan nanti"

-Abdul Mughni Siddiq-

"Siapapun yang terhibur dengan buku-buku, kebahagiaan tak akan sirna dari dirinya."

—Ali bin Abi Thalib-


Saya terkesan oleh para pembaca buku. Jujur saja saya tidak sekuat mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku dengan cepat. Kalau dikategorikan, saya ini pembaca buku lambat. Lebih lambat dari jalannya keong. 

Saya bukan tipe pembaca cepat yang bisa melahap buku dalam waktu singkat. Kadang ada juga sih yang cepat dilahap. Kayak bukunya Mice Cartoon itu, sejam dua jam beres. Iyalah itu isinya gambar dan teks sedikit yang cukup menghibur untuk dibaca di sela-sela waktu kosong. 

Sebagai pembaca lambat, saya bisa menghabiskan buku seminggu dua Minggu. Selain butuh waktu, saya sering tergoda menulis dan merangkum hal menarik dari setiap bab dari buku yang sedang saya baca tersebut. 

Namun, untungnya saya bukan tipe pembeli buku yang malas. Pembeli buku, hobi membeli buku tapi malas untuk membacanya. Beda memang antara pembeli buku dengan pembaca buku. Ada juga yang merangkap keduanya. Bolehlah saya sebagai golongan moderat ini. Ya sebagai pembeli buku juga sebagai pembaca buku. Bersyukurlah untuk mereka yang merangkap keduanya. Secara modal memadai untuk menyediakan buku-buku yang disenanginya. 

Dahulu, tempat favorit saya adalah perpustakaan umum. Saat SMA di sebuah kota kecil, saya kerap mengunjungi perpustakaan tersebut untuk meminjam buku. Banyaknya sih baca di lokasi tersebut. Saya habiskan waktu sebelum pulang ke rumah untuk membaca buku-buku pengetahuan. Tak jarang juga saya mencari referensi buku untuk tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 

Membeli Buku Beda Dengan Membaca Buku

Buku itu membawa ke dunia lain yang sangat mengasyikkan. Ingin tahu tahu bagaimana asyiknya membaca buku, datangi forum diskusi para pegiat baca. Mereka pasti begitu memesona saat menjelaskan sesuatu dengan dasar dari buku yang ia baca. Sampai-sampai seorang kawan senior saya di Unit Pers Mahasiswa berkata sambil guyon, "Dia itu kalau sudah menjelaskan filsafatnya Aristoteles, wiiiih kayak orang kenal banget dengan Aristoteles. Aristoteles dianggap seperti teman dekatnya"

Sungguh beda memang, membaca buku dengan membeli buku. Walau beda tapi tetap mereka punya dunia yang sama yakni buku. Tak masalah kamu jadi pembeli buku karena itu menguntungkan perusahaan percetakan buku dan menyejahterakan penulis atau sebagai pembaca buku yang mengambil saripati pelajaran dari buku yang dibacanya. 

Yuk mari, beli buku saya! Baca boleh, beli pun gak apa-apa. Kamu penting dan tetap hebat buat saya.  


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membeli Buku Beda Dengan Membaca Buku"

Posting Komentar