Selamat Jalan Bang Adhi!

Bulan Syawal beberapa tahun yang lalu adalah bulan yang akan selalu saya ingat sebagai kenangan terakhir jalan-jalan bersama Bang Adhi Djimar. Sebagaimana keponakannya, sesekali saya panggil dia, Aban. 

"Den, anter gue mau keliling Bandung. Cari barang-barang antik. Lu pasti taulah tempatnya!" 

Bandung lengang saat itu karena masih dalam masa liburan lebaran. Orang-orang pergi mudik. Lalu lintas sangat ramah. Cuaca juga sangat mendukung. Saya ragu apakah para pedagang barang antik sudah pulang atau masih di kampung halamannya masing-masing. Namun, berbekal keinginan jalan-jalan bareng, saya hiraukan hal tersebut.
Tujuan pertama adalah pasar pagi di daerah Cilaki. Biasanya di sana ada yang jual barang-barang bekas, antik, dan menarik. Meluncurlah ke sana bersama. Selama di perjalananan, Bang Adhi cerita seputar kesehariannya. Tentang demajors, tentang scynchronize festival, dan tentang hobinya mengoleksi barang-barang antik. Lebih spesifik lagi, suka mobil-mobilan yang dibikin zaman dahulu. "Oh mungkin mengenang masa lalu" pikir saya. Ia bilang punya akun di instagram yang khusus buat hobi ini. Namanya @nuttinnew dengan tagline 'preserving someone childhood'. 



"Mobil-mobilan jadul punya kekhasan dan keunikan yang tidak dimiliki oleh jenis mainan mobil-mobilan di masa kini" kata Bang Adi. "Lu perhatiin aja bahannya, jenisnya. Belum lagi kalau lu tahu waktu bikinnya, luar biasa!" 

Sampai di Cilaki, ada beberapa yang menarik hatinya. Ia tawar kemudian ia beli. Sayangnya ia tidak mendapatkan mobil-mobilan jadul yang diharapkannya. Lepas dari Cilaki, saya ajak ke Pasar Antik Cikapundung. Belum banyak kios yang buka tapi binar mata Bang Adhi menunjukan ia sangat senang diajak ke tempat tersebut. "Gue tahu kemana sekarang tujuan kalau ke Bandung!"

Ia tertegun, kemudian jika tertarik ia sabar menunggu waktu yang pas untuk menawar. Kamera jadul, telepon jadul, dan saya lupa lagi barang yang dibeli. Bang Adhi sangat menikmati salah satu hobi tersebut. Mengoleksi barang-barang antik kemudian ia simpan di rumahnya. 

"Namanya picker, lu tonton deh asyik mereka hunting barang-barang antik. Nah kalau ada yang lu minati, cara menawarkan jangan satu-satu. Lu ambil ambil ditambah ini itu kemudian minta korting" saran Bang Adhi.

Fiuhhhh saya masih mengingat moment tersebut sampai mendengar kabar kepergiannya pada malam Rabu, 16 April 2018 sekitar pukul 11 malam. Selamat jalan Bang Adhi. Istirahatlah dengan tenang. Damai selalu di sana! 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Selamat Jalan Bang Adhi!"

Posting Komentar