Ciheras Yang Keras dan Penuh Makna

"Stop acting so small. You are the universe in ecstatic motion" (Rumi) 

"Hidup itu adalah seberapa sungguh-sungguh kita bercerita" (Ricky Elson, 2017) 

Cuaca masih pagi di Bandung, saya bergegas menuju pelataran Masjid Nurul Jamil. Waktu yang ditunggu-tunggu untuk menuju sebuah tempat di Selatan Tasik ini sudah terbayang betapa asyik dan penuh dengan media-media belajar untuk siswa dan siswi. 

Bus Budiman jurusan Tasik - Bandung mengawali harinya dari Pool-nya di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung tapi kemudian menarik penumpang dari Terminal Cicaheum. 

Cerita Ciheras yang keras dan penuh makna (iden)

Setelah transit dari dua angkutan umum karena arah Dago menuju Cicaheum harus ditempuh dengan dua kali naik dan turun. Turun di depan Unpad lalu naik jurusan Terminal Cicaheum. 

Cicaheum menjadi titik temu dan pisah semua kendaraan umum baik yang mau ke dalam ataupun ke luar Kota Bandung selain Terminal Leuwipanjang. Di Terminal Cicaheum sebenarnya saya berharap bisa naik Bus jurusan Surabaya atau Solo seperti Sugeng Rahayu. Selain besar dan nyaman, pengalaman naik bus ini sangat berkesan. Sayangnya jadwal keberangkatan bus ini tidak sesuai dengan keinginan. Mereka akan berangkat siang sementara kami berharap pagi hari.

Di Cicaheum kami putuskan memakai bus Budiman. Budiman juga tak kalah nyaman. Ruangan besar dan ber-AC pula. Oh iya, sekarang sudah gak ada lagi bus ekonomi tanpa AC. Rombongan naik bus budiman kemudian mencari tempat duduk masing-masing. Tas ransel semua disimpan di bagasi sisanya dibawa ke dalam.

Naik bus (iden)

Dua jam perjalanan di dalam bus kemudian sampai di Terminal Indihiang. Sesampainya di sana langsung disambut oleh Bus Sakura. Belakangan saya tahu panggilan sayang dari mahasiswa yang sedang kerja praktik di Lentera Bumi Nusantara pada bus ini adalah Tayo, sebuah tokoh film kartun tentang bus.

Perjalanan berliku menggunakan Tayo dimulai. Sebelum naik, saya sarankan semua peserta membeli dulu makanan agar tidak masuk angin. Dari Tasikmalaya relatif masih aman, tidak terlalu berliku tapi ketika memasuki perbukitan mulai berkelok-kelok. Buat saya ini mah gak asing karena perjalanan dari Bandung ke Garut Selatan (Pameungpeuk) jauh lebih berliku-liku karena naik turun gunung melewati bukit-bukit.

3 jam digojlok dalam bus tak terasa karena banyak sekali topik candaan yang membuat lupa pada jauhnya perjalanan. 

Ciheras dan Ricky Elson

Ciheras adalah sebuah tempat Lentera Bumi Nusantara (LBN) berada. Ciheras pada awal sebelum LBN ada adalah tempat penambangan pasir besi. Sisa penambangan pasir besi terlihat di sana sini. Lubang-lubang besar menganga begitu saja. Untungnya waktu saya ke sana sudah jauh berbeda. Lubang yang menganga sebagian sudah tampak hijau. Sebagian lagi sudah dijadikan kolam.

LBN di Ciheras menjadi magnet tersendiri. Adalah Ricky Elson seorang anak muda yang dengan idealisme tinggi berhasil membawa sebuah perubahan penting buat Ciheras. Ia menjadikan tempat ini terkenal di Indonesia dan juga dunia. Tempat tujuan mahasiswa-mahasiswi yang kerja praktik dan juga siswa-siswi yang magang.

Ricky Elson berhasil menanamkan nilai-nilai penting buat LBN hingga tumbuh besar menjadi seperti saat ini. Dalam beberapa sesi percakapan ringan saya dengan Ricky Elson, bara semangat yang tumbuh dalam dirinya begitu menggelora ketika membicarakan masalah pendidikan, masalah lingkungan, masalah anak muda. "Pendidikan kita ini harusnya bisa mencetak generasi yang mampu membuat, mampu menciptakan, bukan sekadar memasang tapi tidak tahu esensi yang dipasangnya" ujar Ricky.

Mental anak muda juga tak kalah menarik ia soroti. "Datang ke sini harus berdaya! Harus mendapatkan makna dari apa saja yang kalian dapatkan di sini! Sekalipun kalian tidur, buat tidur kalian bermakna dan ceritakan!" Seloroh setengah bercanda Ricky pada saat membuka sesi evaluasi pada malam hari pukul 20.00 WIB.

Koordinasi pagi bersama Ricky Elson (iden)

Ada dua ritme wajib yang harus diikuti oleh semua yang datang ke LBN yaitu berkumpul pagi hari pukul 08.00 WIB untuk koordinasi dan 20.00 WIB untuk evaluasi.

Ricky tak segan mengkritik hal-hal mendasar jika berhubungan dengan masalah mental. "Jangan loyo! Jangan merasa 'ah aku mah apa atuh!' Saya gak suka mental seperti itu. Tunjukan, kalian bisa berdaya di sini".

Dalam setiap sesi pagi atau malam, Ricky selalu menyampaikan nilai-nilai penting seputar apapun. Waktu saya mengikuti beberapa sesinya, ia membacakan buku dari penulis Jepang Hane Takuya yang berjudul "The Learning Skill to go beyond" (tentu saja judul dan isi dalam bahasa Jepang). Ia kupas tuntas satu persatu. Bahasa jepang kemudian ia terjemahkan kemudian ia bahas dengan mengaitkannya pada contoh atau cerita yang dekat dikeseharian Indonesia. Ia sampaikan layaknya seorang storyteller dengan lugas kepada semua peserta, baik saat koordinasi pagi atau evaluasi malam. Sesi ini akan saya bikin tersendiri karena sangat menarik dan penting untuk saya bagikan lewat tulisan.

Nah, saya mengawali observasi segala sesuatu dengan first impression! Baik itu sense impression ataupun soul impression. Lalu apa hasil first impression pada LBN di Ciheras dan Ricky Elson ini? Catet! LBN di Ciheras adalah sebuah tempat keras yang bagus buat mendidik! Ingin tahu alasannya? Nantikan pada tulisan saya berikutnya. Namun, dibalik kerasnya Ciheras jangan khawatir karena ada fakultas asyik selama di Ciheras yaitu Faculty of Social Enjoyneering.


Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Ciheras Yang Keras dan Penuh Makna"

  1. Saya selama ini cuma baca dari fb-nya Bang Ricky dan sekarang baca postingan ini, rasanya pengen belajar ke sana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Datang langsung ketemu sama orang itu kereen banget bro!

      Hapus