Coco, Dunia Spiritual, Dan Musik

"Oh, it’s you. You’re going to get me into trouble, Dante. Someone could hear me! I wish someone wanted to hear me, other than you" (Miguel

Sabtu malam selepas mengantar beberapa peserta Bandung Waldorf Grade School Teacher Training berkeliling mencari oleh-oleh, saya menonton film keluaran Disney's Pixar terbaru. Judulnya Coco, saya tidak tahu jenis, genre, dan sinopsisnya. Saya hanya tahu Coco itu film anak-anak. Setidaknya dari poster yang terpampang di dinding bioskop saya bisa melihat gambar animasi anak dengan keluarga berlatar Amerika Latin. 


Seperti biasa, saya menantikan film pendek khas Pixar sebelum film utama diputar. Film pendek biasanya sangat menarik karena bercerita hal-hal sederhana, unik, dan kreatif. Kali ini berbeda, saya tidak mendapatkan film pendek, saya disuguhi film yang tidak pendek tetapi tidak panjang juga. Olaf! Petikan film Frozen yang fenomenal karena menjadi tontonan berulang-ulang terutama anak perempuan yang mengidolakan Anna dan Elsa. Saya berpikir mungkin anak-anak salah pesan tiket. Setelah saya tanyakan ternyata mereka tidak salah, film Olaf yang panjang.


Selesai film pendek barulah film utama tayang. Ini yang sangat menarik. Diawali dengan kisah sebuah keluarga yang membenci musisi, meninggalkan semua perangkat musik, menghindari siapapun dari petikan gitar khas Amerika Latin karena salah seorang anggota keluarga yang menghilang karena bermain musik. Asyik bermain musik sampai lupa keluarga. Inilah permulaan sampai muncul generasi ketiga yang mulai tertarik musik. 


Seorang anak bernama Miguel begitu terpesona oleh musisi-musisi Amerika Latin. Petikan-petikannya membuai sampai ke alam mimpi dan membawa dia ke dalam lingkaran tabu di keluarganya. Ernesto De La Cruz adalah aktor, musisi, dan inspirator buat anak-anak muda termasuk Miguel. Ia sangat terobsesi untuk mengikuti jalan yang ditempuh Ernesto De La Cruz. Bermain musik walau harus sembunyi-sembunyi, menonton film yang dibintangi De La Cruz sampai hapal semua bagian-bagian dialog dalam filmnya.




Dunia Spiritual


Tibalah saatnya ia harus memilih jalan antara menunjukan bakatnya kepada orang-orang atau menutup rapat dan menjadi perajin sepatu yang sudah turun temurun dilakukan keluarganya. Dengan tekad kuat, ia memberanikan diri mendaftar pada sebuah kontes bermain musik yang bersamaan dengan festival kematian atau hari orang mati. Sebuah ritual rutin yang dilaksanakan di Mexico untuk menghormati orang-orang yang sudah meninggal. Memasang foto semua orang kesayangan di dalam rumah dengan harapan bisa dikunjungi orang-orang yang sudah meninggal.


Di sinilah mulai perjalanan ke dunia spiritual versi Mexico. Miguel yang terobsesi menjadi musisi kebingungan karena tidak memiliki gitar. Satu-satunya gitar yang bisa ia gunakan untuk pertunjukan tersebut adalah gitar sang legenda, Ernesto De La Cruz di makamnya. Ia harus mengambilnya langsung dari makam tersebut. Dengan segenap keberaniannya, bertepatan dengan ledakan kembang api ia pecahkan jendela dan masuk lalu ia ambil. 


Malangnya, ia terjebak masuk ke dunia spirit karena bertepatan dengan dibukanya jembatan penghubung dunia masa kini dengan dunia spirit tempat roh orang yang sudah meninggal berada. Ia bisa melihat banyak orang-orang yang sudah meninggal. Ia dianggap sebagai pendatang ilegal karena belum waktunya berada di dunia spirit.


Petualangan berlangsung asyik. Ia bisa mengungkap hal-hal yang tidak ia ketahui sebelumnya. Ia bertemu dengan para leluhurnya termasuk dengan buyutnya sendiri yang menjadi misteri selama ini karena potongan fotonya dirobek di dunia nyata. 


Nah, inilah kali kedua saya melihat dunia spirit yang menarik setelah mengkaji di studygroup. Dunia spirit pertama saya temukan dalam film Kungfu Panda 3 ketika musuh Master Oogway kembali ke dunia untuk mengumpulkah sumber Chi dari pendekar-pendekar yang masih hidup. Ia dibawa kembali oleh Po dan dikalahkannya di dunia spirit. Sama seperti Po yang berhasil kembali ke dunia nyata, Miguel juga pada akhirnya kembali ke dunia nyata dengan tetap teguh mengejar hal yang sangat disukainya, musik! Musik membuat hidupnya berwarna, ia bisa menari dan bernyanyi dalam petikan gitar khas Amerika Latin. 



Film ini sangat menarik, menghibur, dan asyik untuk belajar tentang kesalahan, dinamika, perjuangan untuk mengejar cita-cita. Jika anda ingin melihat sisi lain seputar bakat anak, tidak ada salahnya menonton film Coco yang sedang tayang di bioskop bulan ini. 

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Coco, Dunia Spiritual, Dan Musik"

  1. Sebelum hilang di biskop, mau aja anak nonton ini. Ceritanya saja tentang anak yg terobsesi menjadi pemusik, pasti anak saya suka karena ada lagu-lagunya. :D

    BalasHapus
  2. Film - film dari Pizxar selalu keren mas Iden :)

    BalasHapus
  3. Wah alur ceritanya menarik. Jadi pengen nonton Coco. Kalau Pixar yg bikin, gak bakal mengecewakan

    BalasHapus