Sekali Berarti Sesudah Itu Mati

"Sekali berarti sesudah itu mati" (Chairil Anwar

Petikan bait kedua dari puisi Chairil Anwar yang berjudul Maju ini tepat untuk menggambarkan salah satu media mahasiswa yang bersejarah buat saya. 

Terbit sekali lalu tidak terbit lagi. Kematian media-media di masa sekarang sudah saya alami lebih awal. Media cetak baru yang ingin melakukan perubahan dari edisi-edisi sebelumnya ternyata tidak seindah angan-angan.

Untuk sekadar bahan tertawaan sekarang cukup tapi proses dibalik produksinya sungguh sangat menarik. Tampilan lebih fresh dan isinya khas mahasiswa. Ada laporan utama, ada opini, ada resensi buku, ada berita-berita lainnya yang disuguhkan pada edisi tersebut.

Namun sayangnya, kekuatan konten tidak dibarengi dengan konsistensi. Bisa saja saya beralasan bahwa kuliah menjelang deadline yang menjadi prioritas. Deadline ini itu yang kemudian harus mengorbankan yang lain.



Pers Mahasiswa

Media mahasiswa buat saya sangat unik. Dia lahir dari orang-orang cerdas di kampusnya tapi kadang kala kampus tidak bisa menerima keunikan tersebut. Misalnya media mahasiswa dianggap sebagai biang atas terungkapnya kasus-kasus yang tidak muncul oleh media mainstream. Lihat saja kasus di UGM, kala Balairung menampilkan berita pemerkosaan kemudian menjadi viral lalu diendus oleh media lain.

Saya mengapresiasi kerja-kerja jurnalistik mahasiswa karena keberanian mengungkapkan kebenaran adalah pekerjaan berat serta penuh tantangan. Jika sebuah lembaga antikritik dari dalam atau membungkam hal-hal yang semestinya disampaikan kepada khalayak maka bersiaplah dengan kehancuran yang datang dari luar.

Pers mahasiswa saya anggap sebagai penyeimbang. Layaknya sayap yang membuat sebuah pesawat terbang atau caping pada perahu kecil yang membuatnya mampu bertahan di tengah gelombang. Keberadaan penyeimbang harus ditempatkan dalam porsi yang tepat. 

Nah, media yang muncul sekali kemudian mati di atas sejatinya tidak mati. Ia kembali ke format awal dalam bentuk koran. Sampai hari ini saya masih senang membaca koran-koran atau media mahasiswa jika berkunjung ke perguruan tinggi dimanapun berada.

Buat saya ini seperti adanya kehidupan. Sekali berarti sesudah itu. Iya! Tidak lebih tidak kurang karena sekalipun mati, ia tetap hidup dalam orang-orang yang pernah memaknai kehadirannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sekali Berarti Sesudah Itu Mati"

Posting Komentar