Mengembara Menuju Bahagia Itu Kudu Dibaca Anak Muda

"A week of camp life is worth six months of theoretical teaching in the meeting room." (Robert Baden Powel)

Judul di atas 'Mengembara Menuju Bahagia' adalah buku karya Lord Baden Powell yang diterbitkan Yayasan Pendidikan Masyarakat, Jakarta pada tahun 1954. Buku langka yang saya dapatkan dari berburu di Palasari. Buku aslinya berjudul Rovering To Succes diterbitkan pada tahun 1922 di Inggris.

Sebagaimana buku terbitan lama, ejaan di dalamnya juga masih belum menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan karena EYD baru lahir pada tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini kemudain digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015. 

Buku Asli Rovering To Success

Walaupun menggunakan ejaan lama, saya tetap menikmati bukunya tokoh kepanduan dunia ini. Dulu saya mengenal Lord Baden Powell ini sebagai tokoh pramuka karena dikenal pertamakali saat kegiatan Pramuka. Tapi sekarang setelah mengenal banyaknya alternatif kepanduan, Lord Baden Powell ini saya kenal sebagai tokoh Kepanduan saja.

Dalam buku Mengembara Menuju Bahagia, catatan-catatan Lord Baden Powel begitu terasa kuat aroma petualangan dan pengembaraannya. Saran-saran khusus terutama kepada pemuda-pemuda untuk bertualang, menjelajah, berkelana ke alam bebas sangat mendominasi isi buku. Bahkan secara khusus, buku ini seperti ditujukan kepada pemuda-pemuda nir pemudi. Tentang bersikap jantan, ksatria, patriotik, kemudian menjadi manusia dewasa yang bahagia. 

Lord Baden Powel menuliskan banyak pengalaman tentang petualangannya kemudian ia sampaikan juga pesan-pesan moral selepas menjelajah, mengarungi sungai, menuruni tebing, mendaki gunung. Saat ia terjebak dalam badai di sungai yang besar kemudian perahunya hampir terbalik dihantam gelombang. Ketika berada di kegelapan hutan, dan masih banyak lagi. 

Ia juga menceritakan tentang hal-hal yang harus dialami lelaki dalam hidupnya seperti memakan sendiri masakannya di alam terbuka, membuat perapian, dan menahan dingin malam di dalam tenda. 

Semua cerita pengembaraan di alam terbuka tersebut pada akhirnya dilakukan untuk mendidik anak-anak lelaki para pemuda untuk menjadi pribadi yang kuat secara mental dan karakter. Ia tidak lembek, tidak mengeluh dengan keadaan, dan terus berjuang untuk menggapai kebahagiaan hidup. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya selepas mendapatkan banyak rintangan, kita akan bahagia melihat betapa indahnya alam dan kuatnya kita mencari jalan keluar dari masalah yang muncul.

             Lord Baden Powell

Dalam buku itu juga Lord Baden Powell bercerita tentang bagaimana seharusnya lelaki memperlakukan perempuan. Saran-saran agar mampu menjadi pemimpin di masa depan yang baik mulai dari keluarga. Tidak lupa ia menyisipkan bagaimana dalam tubuh kita ada titip suci yang harus dijaga dan tidak boleh diabaikan begitu saja karena akan berdampak pada generasi selanjutnya jika kita abai dan lalai.

Masih banyak lagi hal menarik dalam buku tersebut tapi saya harus akhiri saja. Saya selalu senang ketika mendapat inspirasi-inspirasi menarik dari tokoh besar dalam sejarah dunia lewat tulisannya. Lewat buku saya belajar memahami pemikiran dan pengalaman orang-orang terdahulu. Nah, karena sekarang eranya blog maka saya bagikan cerita-cerita tersebut lewat blog saja.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Mengembara Menuju Bahagia Itu Kudu Dibaca Anak Muda"

  1. Ada baiknya ukuran (size) fontnya diperbesar karena untuk tampilan desktop cukup kecil menurut saya. Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Sepertinya menarik. Kapan-kapan lanjut baca.

    BalasHapus